Ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW. untuk memindahkan kiblat dalam salat dari Baitul Makdis di Yerussalem ke Kakbah di Mekah, terjadi pertengkaran dan perdebatan yang lama antara umat Islam dan para Ahli Kitab. Pertengkaran dan perdebatan itu makin memuncak, sampai-sampai Ahli Kitab mengatakan bahwa orang-orang yang salat tidak menghadap Baitul Makdis, salatnya tidak sah dan tidak diterima Allah SWT. Begitu juga umat Islam merasa bahwa salat yang akan diterima Allah SWT dengan menghadap Masjidil Haram yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as. Masing-masing saling mengklaim kalau golongannya yang benar dan yang lain salah serta tidak dianggap berbakti dan berbuat kebajikan.
Atas dasar itulah Allah SWT menurunkan Surah Al-Baqarah ayat 177 untuk
membantah pendapat dan sangkaan tersebut. Allah SWT menjelaskan bahwa kebaktian dan kebajikan itu bukanlah sekadar menghadapkan muka ke suatu arah tertentu, baik ke arah timur maupun ke arah barat. Akan tetapi, kebaktian yang utama adalah beriman kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh sehingga keimanan itu dapat menenteramkan jiwa dan mencegah diri dari dorongan hawa nafsu yang selalu menyuruh kepada kejahatan.
membantah pendapat dan sangkaan tersebut. Allah SWT menjelaskan bahwa kebaktian dan kebajikan itu bukanlah sekadar menghadapkan muka ke suatu arah tertentu, baik ke arah timur maupun ke arah barat. Akan tetapi, kebaktian yang utama adalah beriman kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh sehingga keimanan itu dapat menenteramkan jiwa dan mencegah diri dari dorongan hawa nafsu yang selalu menyuruh kepada kejahatan.
0 komentar:
Posting Komentar